
“Empati tumbuh ketika anak belajar melihat dunia bukan hanya dengan mata, tapi juga dengan hati.”
Empati adalah kemampuan melihat dan merasakan apa yang orang lain alami menempatkan diri di posisi mereka. Bagi anak, memiliki empati sejak dini sangat penting agar hubungan sosialnya kuat dan ia tumbuh menjadi pribadi yang penuh kepedulian. Dalam dunia yang makin kompleks, empati menjadi salah satu kompetensi emosional yang sangat bernilai.
Mengapa Empati Anak Itu Penting?
- Anak yang punya empati cenderung lebih peka terhadap perasaan orang lain, jadi lebih sedikit konflik dalam pertemanan.
- Empati membantu anak berkomunikasi lebih baik dan menghindarkan dari perilaku bullying atau egois.
- Dalam jangka panjang, empati juga berkaitan dengan moral, kerjasama, dan hubungan sosial yang sehat.
Hambatan dalam Mengembangkan Empati Anak
Beberapa kondisi yang bisa menghambat tumbuhnya empati:
- Kurangnya contoh empati di rumah (orang tua sendiri belum terbiasa).
- Terlalu sibuk atau kurang waktu berkualitas bersama anak.
- Lingkungan sosial yang kurang mendukung (anak sering berada di lingkungan kompetitif).
- Penggunaan gadget / media digital secara berlebihan sehingga interaksi sosial langsung berkurang.
Strategi / Langkah Praktis Menumbuhkan Empati Anak
Berikut langkah-langkah yang bisa Ibu dan orang tua lain terapkan:
- Jadilah teladan empati
Anak belajar dari apa yang dilihatnya. Jika orang tua menunjukkan perhatian terhadap orang lain (memberi bantuan, mendengar keluhan teman, bertanya keadaan orang lain), anak akan mencontohnya.
“Saat Ibu melihat tetangga kesusahan, Ibu akan membantu — kamu ingin ikut bantu juga?”
- Ajari anak mengenali perasaan orang lain
Gunakan gambar wajah, cerita, film, atau situasi sehari-hari dan tanyakan: “Menurut kamu dia sedih? Kenapa?” Diskusi ini membantu anak membayangkan apa yang dirasakan orang lain.
- Bermain peran (role play)
Misalnya berpura-pura jadi teman yang sedih, atau menjadi dokter, guru, dsb. Dengan bermain peran, anak belajar menempatkan diri dalam posisi orang lain.
- Libatkan anak dalam kegiatan sosial / berbagi
Ajak anak ke kegiatan sosial, seperti berbagi makanan, membantu tetangga, atau bakti lingkungan. Ketika anak melihat langsung kondisi orang lain, empatinya bisa tumbuh nyata.
- Beri pujian & apresiasi pada tindakan empatik
Jika anak menunjukkan kepedulian (misalnya menenangkan teman yang menangis), puji dengan spesifik: “Kamu baik sekali tadi membantu temannya. Itu menunjukkan kamu peduli.” Penguatan ini akan memperkuat kebiasaan empati.
- Diskusi empati dalam cerita / pengalaman
Setelah membaca buku atau menonton film bersama, diskusikan karakter dalam cerita: “Kenapa dia marah? Apa yang bisa kita lakukan supaya dia merasa lebih baik?”
- Belajar menghargai perbedaan
Ajarkan anak bahwa setiap orang berbeda — latar belakang, budaya, kemampuan — tapi semua berhak dihargai. Ini akan membantu empati berkembang dalam lingkungan yang beragam.
Islam mengajarkan bahwa tanda keimanan seseorang bukan hanya dalam ibadahnya, tetapi juga dalam kasih dan perhatiannya terhadap sesama. Empati adalah bagian dari rahmat Allah yang tumbuh di hati anak sejak dini.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidaklah beriman seseorang hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Menumbuhkan empati anak bukanlah sesuatu yang instan, melainkan proses panjang yang memerlukan konsistensi, keteladanan, dan kesabaran.
Mari mulai dari hari ini: gunakan momen kecil setiap hari untuk mengajak anak berpikir tentang bagaimana perasaan orang lain. Misalnya setelah melihat teman menangis, tanya: “Menurut kamu, kenapa dia sedih? Apa yang bisa kita lakukan untuk membuatnya senang?”
Dengan begitu, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas emosi, tapi juga peduli dan manusiawi.